Mengejar Impian part 28

Botak dan kawanannya tampak panik, mereka gelagapan karna kebohonganku.
"Gimana nih?"tanya Kribo.
"Kita cabut aja!"seru Botak.
Botak dan para gerombolannya meninggalkan kami.
"Terima kasih ya!"ucap Wilda tanpa menatapku.
"Kenapa kau kemari? Apa yang kau cari?"
"Hanya kebetulan lewat sini! Aku boleh minta sesuatu gak?"
"Apa itu?"
"Izinkan aku memelukmu kak?"
Mendengar permintaannya yang polos aku jadi terharu, tanpa terasa air mataku mengalir. Aku yang menatapnya hanya mampu mengangkat tangan, tanpa diperintah dia langsung memelukku.
"Kak, pulang ke rumah ya? Mama dan papa merindukanmu?"ucapnya tiba-tiba.
"Kau memanggilku kakak?"
"Iya kak!"
"Maafin kakak, kakak gak bisa pulang, kakak belum siap menerima kenyataan"
"Kak, pliss! Aku mohon!"
"Sekarang kakak gak bisa, tapi kakak janji, kakak akan pulang bila waktunya tiba!"
Wilda melepaskan pelukannya dariku.
"Janji ya kak!"sambil mengangkat tangan kanannya.
"Hmm"sambil memejamkan mataku tanda mengiyakan perjanjian.
"Kak, ikutin tanganku, begini kak"pintanya manja.
"Iya, iya kakak janji!"kataku mengikuti kemauannya.
"Makasi ya kak"katanya memeluku lagi.
"Kakak antar pulang ya!"
"Iya kak"
Aku mengantar Wilda pulang, aku mengantarnya hingga ke rumah, aku tak mau masuk ke rumahnya karna aku belum bisa menerima kenyataan.
***
Hari berlalu begitu cepat, aku makin jarang bertemu sahabat kecilku, aku tak mau menjadi pengganggu hubungannya dengan pacarnya.
Aku dan ke 4 temanku asik bercanda tawa, saat sedang asiknya Dewi dan Dinda ikut bergabung.
"Seneng banget, ada apa sih?"tanya Dewi.
"Biasalah, ini masalah cowo!"jawab Nilam.
"Jadi kalo cewe gak boleh ikutan?"protes Dinda sembari mendekatiku.
"Enak kalo jadi Aconk, diamnya aja disamperin cewe, apa lagi...."Emon memotong perkataannya.
"Apa lagi apa?"tanyaku.
"Gak jadi ah, aku mau keluar dulu"Nilam pergi meninggalkan kami.
Setelah Nilam keluar kami makin asik aja, terkadang saling meledek.
"Cuy, ada cewe marahan sama cowonya! Kita samperin yuk"kata Nilam yang baru masuk.