Mengejar Impian part 14

- Antara percaya N tidak menghantuiku, tapi penjelasan wanita itu bisa diterima oleh akalku.
- Wanita itu terus menasehatiku, aku ingin bersamanya namun aku tak bisa karna aku ingin mandiri N tidak mau bergantung kepada org lain terutama keluargaku.
~ Andika, pulang kerumah Mama!~ ajaknya.
~ Maaf, aku belum siap, aku gak bisa menerima semua ini? Maafkan aku~ kataku sambil mendorong gerobak sate.
- Wanita itu terus membujukku tapi aku tetap dengan pendirianku, namun yg aku tak sanggup saat air matanya mengalir ketika aku tinggalkan.
- Hati ini terasa berat meninggalkannya namun aku harus mengejar impianku walau belum jelas bagaimana nasibku nantinya? Tekatku sudah bulat aku harus kuat walau melihat air mata karna kepergianku.
- Aku terus melangkah mendorong gerobakku, pikiranku masih menerawang entah kemana? Aku jadi ragu N bimbang.
- Pikiranku yg kacau, tiba" botak N kawan" menghajarku tanpa sebab, aku yg kacau tak sempat membalas karna mereka tidak memberiku kesempatan.
- Mungkin mereka masih dendam hingga menghajarku tanpa belas kasih.
- Setelah sekujur tubuhku sempoyongan, tak sanggup untuk berdiri mereka malah merusak gerobakku, gerobakku hancur N tak bisa digunakan lagi.
- Aku tak tahu harus berbuat apa? Modalku tak cukup untuk membeli gerobak, aku hanya bisa meratapi nasibku sambil menuju tempat tinggalku dengan langkah sepoyongan N badan penuh legam.
- Sesampai ditempatku aku terjatuh N tak ingat apa" lagi karna pandanganku menjadi gelap bagaikan malam diruang hampa.
***
~ Hidup ini gak semulus paha bidadari, gak selurus penggaris, gak semudah membalikan telapak tangan, tapi hidup itu perlu proses, ada belokan, ada tanjakan, ada lobang, ataupun hambatan, gagal bukan berarti gagal tapi awal dari kesuksesan N yg harus kau ingat, jangan sampai terjatuh dilubang yg sama!~ nasehat pengemis tua, entah kapan nasehat ini tapi aku pernah mendengar darinya, kini terulang dalam mimpiku
- Kepalaku terasa berat, aku hanya terbawa mimpi, ku lihat disampingku dua wanita tertidur karna menjagaku.