Senin, 28 Januari 2013

TERLAMBAT

Tak pernah aku mengira kau akan pergi secepat ini, baru saja kemaren kita masih tertawa dan bercanda bersama, menghabiskan waktu di sela-sela kesibukan kita masing-masing. Entah mengapa aku merasakan sesuatu yg begitu berharga telah hilang dari hidupku, apa itu akupun tak tau , kini yg tertinggal hanya sebuah diary merah muda yg tak kau bawa, mungkin karena kau lupa sehingga buku ini bisa tertinggal.
Sudah dua hari ini aku biarkan buku itu tergeletak di kamarku tanpa aku membukanya, sambil berharap suatu nanti kau akan kembali mengambilnya, dan itu berarti kita akan bertemu lagi. Hari terus berlalu, namun tak ada kabar tentangmu, semua hilang bak di tdlan bumi. Hari ini tak seperti biasanya aku membiarkan buku itu tergeletak di meja kamar, ada satu dorongan yg membuatku tertarik membaca buku itu.
Kubuka halaman demi halaman, tak adaa yg berbeda layaknya buku diary wanita lainnya, sampai ku buka halaman yg tampak lain dari yg lainnya,

jakarta, 15 september,

“Ku lihat wajahnya tak seperti biasanya, senyumnyapun membuat hati ini berdegup kencang, aku tahu ada yg tak beres dengan hati ini”

Aku tak tahu apa maksud dari tulisannya, siapakah orang yg ia maksud?
Aku kembali melanjutkan membaca halaman berikutnya

Jakarta 16 september,

“Rasa ini semakin lama semakin membesar, aku mulai tak bisa mengontrolnya, diam-diam sering ku perhatikan, walau tak sepengetahuannya”

Aku semakin tertarik untuk melanjutkan membaca halaman berikutnya, ada rasa keingin tahuan yg dalam dariku

Jakarta 17 september,

“Walau kita sering bersama, namun tak ada ikatan seperti yg lainnya, ku lihat kaupun mempunyai rasa tapi mengapa kau hanya diam, apa mungkin hanya prasangkaku saja?”

Jakarta 18 september,

“Aku sudah benar-benar tak mampu lagi mengontrol semua ini, namun aku tak bisa berbuat banyak, karena aku ini wanita, yg tak bisa untuk memulai”

Jakarta 20 september,

“Tuhan aku jatuh cinta, apa yg harus aku lakukan tuhan??”

Aku masih belum tahu siapa orang yg di maksud olehnya,tapi bukankah aku yg sering dengannya? Apakah aku yg dimaksud?
Beberapa pertanyaan melintas di kepalaku,dan tak ada jawaban yg pasti, akhirnya ku lanjutkan membaca halaman berikutnya

Jakarta 21 september,

“Hari ini aku mendapat surat dari ibu, kalu ada yg melamarku, kata ibu orangnya baik dan ia sudah kenal baik dengan ayahku, lagi pula sudah wakktunya untuk diriku,
aku hanya terdiam, tak ada yg bisa ku lakukan, aku tak bisa menolak permintaan ayah dan ibu karena memang tak ada alasan untuk itu”

Aku menghela nafas panjang, ternyata di balik senyummu yg selalu kau sematkan tersimpan satu masalah yg sedang kau hadapi. Aku kembali melanjutkan membaca halaman berikutnya

Jakarta 23 september,

“Hari ini kau mengajaku ke wisata kebun mekarsari, aku begitu nyaman ketika di sampingmu, namun seperti biasa kau tak memberri kepastian apapun padaku”

“Deg...” jantungku berdetak kencang, bukankah 3 minggu yg lalu aku yg mengajaknya ke mekarsari? Apakah aku orang yg Mari maksud? Bila iya betapa bodohnya aku yg tak menyadari semuanya. seketika tanganku bergetar memegang diary itu,dengan tangan yg masih gemetar kulanjutkan membaca halaman berikutnya.

Jakarta 25 september,

“Setelah berfikir panjang dan tak ada kepastian darimu, aku putuskan untuk menyetujui perjodohan ini,walaupun terasa begitu berat, namun aku akan berusaha untuk menjalaninya”

Itu halaman terakhir yg aku baca, aku terdiam dengan buku diary yg masih di tanganku, kini aku baru menyadari sesuatu yg sangat berharga telah meninggalkanku dalam sepi, kau telah pergi dan menyisakan benih cinta yg mulai bertunas, tuhan... mengapa baru aku sadari semuanya,atau mungkin aku yg terlalu bodoh hingga tak menyadari ini semua
“Mari.. semoga kau bahagia dengannya” desahku lirih .

0 komentar:

Posting Komentar

@_LIE_BEE_@

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers