MeNGeJaR iMPiaN Part 30

Aku senang bisa melayani pelanggan walau hanya beberapa orang, gara-gara satu pelanggan aku jadi semangat.
"Ma, aku mau sate!"suara anak-anak merengek manja.
"Mas, cepatan ya!"
"Iya bu!"jawabku sambil mengantarkan dua porsi sate.
"Nama adik siapa?"lanjutku sambil memberikan sate.
"Aprianto, panggil aja Rian!"
Aku tersenyum melihat Rian melahap satenya, dia makan sambil tersenyum padaku.
"Berapa mas?"tanya ibu tadi.
"Bayar satu porsi aja bu, yang punya Rian gratis!"jawabku tulus.
Ibu itu membayar sesuai dengan keinginanku, aku sengaja meminta bayaran satu porsi karna aku hanya ingin mencari pelanggan.
Di daerah ini aku makin memiliki banyak pelanggan, sateku makin laris, Rian selalu ku beri entah kenapa aku bisa sebaik ini?
Hari sudah sore, aku harus pulang ke kostan, dalam perjalanan aku melihat Gondrong dan kawanannya beraksi lagi, dengan spontan aku mencegah mereka.
"Mana dompetmu! Cepat!"bentak Botak.
"Kalian gak ada kapoknya ya!"gertakku sambil melihat korban.
"Dika?"panggil korban yang mengaku orang tua kandungku.
"Heh bocah, lo selalu gagalin rencana kita, sekarang kita beresin aja biar gak jadi virus buat kita!"kata Kribo.
Terjadi perkelahian antara aku dan keempat preman yang jadi rampok, aku gelagapan menghadapi mereka, aku kalah jumlah, aku dihajar oleh mereka, hanya sesekali aku membalas pukulan mereka.
Saat aku hampir hilang kesadaran, kulihat Kribo dan Gondrong jatuh kebelakang, ternyata Baron menghajar mereka, Baron mengajak kawanannya, mau tak mau Botak dan kawanannya lari tunggang langgan karna ketakutan.
Tubuhku terasa pegal, aku sudah tak bisa bela diri, sudah lama tidak berlatih tubuhku terasa kaku.
"Dika, kau tak apa kan?"
"Ya, aku tak apa-apa!"jawabku sambil menyeringai menahan sakit.
"Kenapa kau begitu peduli sama orang lain?"tanya Baron.
"Dasar bodoh!"ledek anak buah Baron.
"Kewajiban kita hanya melindungi sesama, bukan untuk merampas milik orang lain! Mereka juga ingin makan seperti kalian bang, lebih baik memberi dari pada meminta"jawabku.