MENGEJAR IMPIAN Part 26

Gembul menatapku aneh.
"Kok gitu mas bro?"
"Berikan aja Bul"bentakku.
"Sakit masih bisa marah!"Emon mulai bicara.
"Mobil itu milik anda kan? Kenapa anda berusaha membantuku?"
"Karna kamu anakku, sudah lama saya merindukanmu, mama sayang sama kamu!"ujar wanita separuh baya.
Aku terdiam, ruangan jadi sunyi, Emon, Gembul, Kucai dan Nilam pun terdiam tanpa kata, kami terhanyut dalam lamunan masing-masing.
"Kamu mengusir mama? Baik mama akan pergi, mama gak akan ganggu kamu lagi"katanya sambil meneteskan air matanya, aku tak kuasa melihatnya.
"Bu.. Bu.. Bukan maksudku mengusir tapi aku mau mencoba hidup mandiri"jawabku gelagapan.
Dia bangkit dan meninggalkanku, dia tampak bersedih, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, aku merasa serba salah.
"Kau gak punya hati ya? Gak pandai berterimakasih! Udah dibantuin malah......"Nilam tidak melanjutkan kata-katanya.
"Air susu dibalas dengan air tuba, tak bisa balas budi"Emon angkat bicara.
"Sejahat-jahatnya orang tua, tetap orang tua, kau terlalu durhaka dan keras kepala!"Kucai.
Aku tertunduk.
"Apa aku salah?"
"Salah besar! Kau bukan Aconk yang aku kenal"Emon memprotes.
"Aku kecewa padamu"Nilam meninggalkanku.
Setelah meninggalkanku, yang lain juga ikut meninggalkanku, aku tinggal sendiri, aku kebingungan.
***
Satu bulan telah berlalu, aku masih tinggal di kostan, aku sudah lama tak jualan pakai mobil, kini aku hanya menggunakan gerobak dorong yang cukup sederhana.
Disebuah gang, aku melihat seorang anak yang masih SMP, dia menatapku dan mendekatiku, ini hal yang wajar, mungkin karna ingin membeli sateku, tapi hati ini merasa dia dengannya.
"Mau bel....."
"Kak Billy, sejak kapan jualan sate? Padahal baru kemaren!"gadis tadi memotong pembicaraanku.
"Kau memanggilku Billy, apa aku mengenalmu?"
"Kak, ini aku Winda kak, adik kakak, tadi kakak mengenalku sekarang kakak....!"gadis ini meneteskan air mata.
"Udah jangan nangis, maafin kakak, tapi nama kakak bukan Billy, nama kakak Aconk, tapi kau boleh memanggilku Andika"
"Andika?"
"Iya"