MENGEJAR IMPIAN Part 21

Hari telah berganti, pagi yang cerah tak mencerahkan hatiku yang tengah kacau, aku tak tahu kenapa perasaanku tak enak? Seperti akan terjadi sesuatu tapi aku tak tahu apa hal itu?
"Kenapa ngerasa ada yang janggal ya?"rintih batinku.
"Kamu gak kerja?"tanya Dewi.
"Iya nih, ada apa? Biasanya kan paling awal?"ucap Dinda.
"Kalian berdua ngapain? Kalo aku kayanya gak enak badan, badan terasa lemas"
"Panas ya?"Dewi dan Dinda bersamaan sambil memegang kepalaku.
"Kalian ini kompak, jadi kangen sama temen-temen, udah lah aku pergi dulu"aku memaksakan diri.
"Conk, kalo sakit gak usah kerja"kata Dinda.
"Iya Conk, gak usah kerja dulu!"Dewi tak mau kalah.
"Terima karih ya, kalian baik sama aku, tapi aku tetap akan mengais rejeki"aku meninggalkan mereka.
Saat dijalan aku melihat orang yang wajahnya sudah tak asing lagi, aku memberhentikan mobilku didepan mereka.
"Gembul, Edo, Kucai, Nilam, ngapain kemari?"tanyaku setelah keluar dari mobil.
Mereka hanya melongo, mungkin karna kaget, tapi aku tetap menyapa mereka.
"Kamu mas bro?"tanya gembul.
"Iya!"
"Hebat lu conk!"puji Nilam.
"gak juga!"
"Pa kabar cuy!"Edo menjabat tanganku.
"Mikirin kalian, oh ya yang lain kemana?"tanyaku.
"Yang lain gak ikut"jawab Gembul.
"Gue kira lo lupa ama kita? Kenapa lo gak ngasi kabar?"tanya kucai.
"Mana mungkin aku lupa! Akhir-akhir ini aku banyak masalah, tapi muka kalian kenapa?"
"Waduh, kami kerampokan, kami dihajar sampe kaya gini!"kata Nilam.
"Ya udah, kalian aku antar ketempatku, masuk ke mobil"ajakku.
Sebelum mereka masuk mereka banyak pertanyaan, aku tak mempedulikan pertanyaan meqeka, aku hanya mendengarkan ocehan mereka tapi aku senang mereka ada disini, aku tak akan kesepian lagi.
Sesampai ditempat kostan aku meninggalkan mereka didalam kamar, aku harus bekerja karna pepatah mengatakan time is money, alwaktu kadz-dzahab, waktu adalah uang.
Hari ini aku mendapatkan untung yang lumayan, aku bisa membayar setoran mobil, aku akan membayar rp 300.000 sebagai tanda terima kasih.