Mengejar impian part 12

- Setelah mendapat ijin dari kepsek aku jadi bebas mangkal disekolah tersebut, makin hari makin banyak yg berminat membeli sateku walau ada yg sama sekali tidak mengharapkan kehadiranku disekolah itu.
~ Neng, mau beli sate?~ tanyaku.
~ Eh kamu? Kamu jualan disini? Sejak kapan?~ tanyanya.
~ Itu gak penting! Yg penting sateku laris manis? Oh ya namanya siapa? Kan udah lama kita kenalan tapi hanya nama kamu yg belum aku ketahui?~ kataku dengan serius.
~ Namaku...? Panggil aja NOVITA, terserah mau yg mana? NOVI atau VITA!~ katanya tersenyum.
- Aku merasa pernah mendengar nama itu tapi aku tak mempedulikannya, tujuanku hanya meraih kesuksesan walau masih luntang lantung.
~ Mau sate?~ kataku.
~ Tapi gratis ya? Aku gak mau bayar!~ katanya tersenyum.
~ Apa sih yg gak buat kamu? Semuanya aku kasi! Kasi tusuk sate!~ gurauku.
- Sejak perkenalan ini aku makin akrab dengan Novita, aku merasa dekat dengannya walau kedekatan ini membuatku merasa janggal.
- Aku sering bertemu dengannya, bahkan bisa dibilang akrab walau aku tak tahu dimana rumahnya, dia slalu membantuku berbelanja.
- Setelah pulang berbelanja, aku N Novita berpisah untuk pulang kerumah masing", tapi apesnya nasibku beberapa cowo menghampiriku.
~ Brengsek lo, mulai sekarang jangan jualan disekolah lagi, apalagi sampe berani deketin Vita, kalo kamu berani deketin vita, gerobak butut ini kami bakar~ ancam Reno.
~ Gak ada yg bisa melarangku, pihak sekolah mengijinkanku~ jawabku.
~ Asal kamu tau aja! Vita itu pacarnya Reno, jadi kau jangan ganggu Vita lagi! Kamu ngertikan!~ bentak temannya.
- Aku terkejut mendengar penuturan mereka, entah mengapa aku merasa sakit.
- Belum selesai kagetku mereka sudah melayangkan beberapa pukulan kearahku hingga aku jatuh tersungkur.
~ Ini hanya sekedar peringatan! Lain kali gerobak butut ini jadi korban, kau paham kan!~ kata Reno lalu meninggalkanku.
- Setelah kepergiannya, sebuah mobil mewah berhenti dihadapanku, aku tak tahu apa maksud dari semua ini.
- Dari dalam mobil keluar seorg wanita separuh baya.